Rabu, 20 November 2024

Belajar Mencintai Hidup

19/11/24 Rutinitas pagi seperti biasa. Aku bersimbah keringat dan waktu menunjukan pukul 06.40 ketika aku menuliskan ini. Aku beranjak dari tempat tidur pukul 04.50 dan langsung mengerjakan beberapa tugas kecil yang harus kuselesaikan, lalu aku olahraga (hari ini aku mengunakan panduan Mizi) selama 30 Menit. Siang nanti aku akan pergi ke dokter THT. Bunyi di kupingku sudah sangat mengganggu, aku tidak tahan dengan bunyi desir layang-layang di telinga kananku yang berisik sepanjang waktu. bayangkan saja rasanya kupingmu dibisiki ssrrr ssrrrr nonstop 24 jam.  
Ngomong-ngomong, aku menyukai hidupku akhir-akhir ini. Aku lebih sering bersyukur atas hal-hal kecil. Aku bersyukur karena aku suka brokoli dan jus sayur. Aku suka semua buah, termasuk pepaya, buah yang enggan dimakan orang-orang di sekitarku kerena dia tumbuh dimana-mana, di halaman, di belakang rumah, di pekarangan tak terurus atau di tanah yang jarang dipijak orang. Meski di halaman rumahku tidak ada pohon pepaya, tidak sulit mendapatkan pepaya gratisan di sini. Aku bersyukur D.O. masih exist dan kontennya mudah diakes. Aku bersyukur aku bisa masak. Aku bersyukur dengan fakta bahwa menyapu, bersih-bersih, menyikat toilet dan kamar mandi bukanlah hal sulit bagiku karena perkerjaan itu sudah lama menjadi kebiasaanku. Aku bersyukur dengan buku-buku yang aku baca karena banyak sekali dari mereka yang menginspirasiku. Aku bersyukur punya banyak pilihan buku yang ingin kubaca, bisa fokus dan tenggelam di dalam huruf-hurufnya. Menangis, sedih, tertawa, frustasi, kesal, benci dan berbagai macam emosi lainnya. Sekarang, seandainya ada seseorang yang bertanya padaku "Kamu kok belum nikah, mau cari yang kek gimana sih?". Aku akan menjawab "orang yang mencintai hidupnya.  

Orang yang mencitai hidupnya, berarti dia adalah orang yang mampu menemukan kebahagiaan dalam hal-hal kecil dan sederhana. Dia akan bahagia ketika hari hujan, cerah, maupun mendung. Dia akan bahagia ketika menghirup aroma kopi. Dia juga akan bahagia dan mensyukuri momen-momen bersama teman, kolega dan keluarga. 

Orang yang mencintai hidupnya, berarti dia akan terbuka dengan pengalaman baru. Dia akan antusias mencoba hal-hal baru, menjelajahi tempat baru, mengenal orang baru dan mencoba keterampilan baru. Dia tidak akan keberatan jika genre buku favoritnya adalah thriller detective dan aku memintanya coba membaca romace fantasy. 

Orang yang mencintai hidupnya, dia akan mampu menghargai momen saat ini. Dia tidak akan terjebak meromantisasi kesedihan di masalalu dan tidak terlalu khawatir tentang masa depan. Dia akan optimis. Masalah yang memghampirinya bukanlah penghalang, tapi peluang untuk belajar dan berkembang.

Orang yang mencintai hidupnya akan merasa bahwa hidupnya bermakna, karena dia memiliki impian kecil dalam kehidupan sehari-hari maupun impian besar dalam hidup.

Orang yang mencintai hidupnya, dia akan peduli terhadap orang lain. Dia akan senang berbagi kebahagiaan dengan tindakan-tindakan kecil yang sederhana. Dia tidak akan enggan memberi dukungan emosional pada orang yang membutuhkan.

Orang yang mencintai hidupnya, dia akan menjaga kesehatan fisik dan mentalnya dengan baik. Dia akan suka makan makanan sehat, berolahraga dan istirahat yang cukup.

Orang yang mencintai hidupnya, dia tidak akan terjebak dalam dendam maupun penyesalan karena lebih memilih untuk maju dengan hati yang ringan. Mencintai hidupnya berarti dia juga mencintai dan menerima diri sendiri. Dia tidak akan menghabiskan hidup dengan membandingkan diri dengan orang lain. Dia akan menghargai apa yang dia miliki. 

Tentu saja aku tau betul, orang yang mencintai hidupnya bukan berarti dia tidak pernah bersedih, marah, ataupun kecewa. Tapi bukannya mereka akan lebih mampu menemukan alasan  untuk untuk terus bangkit dan merayakan hidup?

Laki-laki fiksi-kah yang aku impikan? Tidak ada yang lebih membahagiakan dibanding berdampingan seumur hidup dengan orang yang mencintai hidupnya. Aku menyisihkan semua kriteria laki-laki impianku saat remaja karena laki-laki yang mencintai hidupnya lebih keren dibanding apapun. Aku menyukai hidupku akhir-akhir ini. Aku terkejut bagaimana kebiasaan-kebiasaan kecil dalam hidup yang kuubah seperti mencatat tracker habbits, financial tracker, morning pages, bangun pagi dan tidak tidur lagi, serta rutin berolaharaga berdampak amat signifikan terhadap kesehatan fisik dan mentalku. Aku sungguh berterima kasih kepada psikiaterku yang selalu menyertakan catatan tiap konseling "olahraga fisik secara teratur agar dapat meningkatkan mood dan energi menjalani kegiatan sehari-hari. Tulislah perasaan dan pengalaman di buku catatan agar dapat membantu meredakan kecemasan dan memproses emosi dengan baik". Waktu menunjukan pukul 06.40. Aku akan membuat kopi dan mulai berkerja. Akan kututup pagi ini dengan kutipan syair Kahlil Gibran dari Buku "The Propthet".

When you work, you fulfil a part of earth's furthest dream,
assigned to you when that dream was born,
and in keeping yourself with labour you are in thruth loving life,
and to love life through labour is to be intimate with life's inmost secret.
Pekerjaan bukan hanya kewajiban, tetapi bagian dari ekspresi cinta terhadap kehidupan. Dengan bekerja secara sadar dan penuh cinta, kita tidak hanya menjalani dan mencintai kehidupan, tapi juga menjadi bagian dari harmoni besar alam semesta. Kerja adalah sarana untuk memahami tujuan hidup, menikmati keindahan dunia, dan menciptakan sesuatu yang lebih besar dari diri kita sendiri.

Selamat mencintai hidup!

Tidak ada komentar

Posting Komentar

© Nayla Writing Room
Maira Gall