Perihal tentangnya
ingatanku hanya sekelumit debu dibalik tumpukan buku-buku
setiap lembar mengunci rasa
setiap rasa dibunuh paksa, dan
hanya mampu berkata dalam bahasa penuh terka.
aku seperti gila mencintai lelaki berwajah doa di sejadah kusam berwarna biru tua.
katanya, begitulah rasa
seringkali salah mengalamatkan tahta
seringkali jatuh pada yang tak disangka-sangka.
jangan serakah menciptakan kenang jika tak ingin berakhir di jeruju lara.
Maka biarlah kenangku tentangmu hanya sebatas berpapas mata, bicara, dan duduk berdua.
Biarlah ia mewujud sederhana seperti senja yang muncul sesaat,
kemudian hilang tiba-tiba.
Jember, November 2020.
Tidak ada komentar
Posting Komentar